Salah satu lovebird yang banyak diminati karena warna bulunya yang cantik adalah lovebird lutino. Lutino ini memiliki warna bulu yang mencolok kuning dari leher sampai ke bawah. Untuk leher sampai kepala berwarna merah. Kakinya berwarna cerah atau merah muda.
Secara umum lutino dibedakan menjadi 2 yaitu, mata merah(MM)
dan mata hitam(MH). Untuk anakan lutino yang sudah bisa makan sendiri
(kira-kira umur 2 bulanan) di pasaran online (FB atau OLX) dijual kisaran harga
300 sampai 400 ribu untuk lutino MH. Dan 400 sampai 500 ribu untuk lutino MM.
Semua tergantung dengan postur dan bodinya. Itu belum
termasuk dari lovebird trah ngekek. Jika indukannya punya banyak piala dalam
ajang perlombaan lovebird, maka anakan tersebut harganya jauh lebih mahal lagi.
Kembali lagi ke pengalaman ternak lutino. Tepatnya bulan
Juli tahun 2016 aku membeli sepasang lutino. Waktu itu harganya 750 sepasang.
Harga yang cukup murah karena salah satu lutino tersebut bulunya sedikit
kepotong. Mungkin baru saja terkena pulut, karena penjual mengatakan “dulu
memang burungnya sempat terbang dan berhasil lagi ditangkap dengan pulut”.
Namun tidak apa-apa, menurutku masalah bulu tidak akan
mengganggu proses produksi. Akhirnya disepakati dengan harga segitu aku bisa
membawa pulang sepasang lutino. Kata penjualnya, yang betina adalah MH dan
memiliki postur yang besar. Pejantannya lutino MM dan memiliki postur tubuh
yang lebih kecil.
Sebulan, dua bulan aku mencoba merawat sepasang lutino itu
dengan sebaik-baiknya. Banyak yang mengatakan bahwa beternak LB lutino jauh
lebih sulit jika dibandingkan dengan lovebird jenis lain semisal, josan,
palamas dan pastel. Dua bulan itu belum ada tanda-tanda kalau burung ingin
bertelur.
Proses bertelur ke-1
Dan ketika 4 bulan kemudian, akhirnya aku merasa puas dengan
kedatangan 4 telur yang diangremi LB lutino. Dari itu ketahuan jika untuk yang
betina ternyata bukan yang MH melainkan MM. Namun aku tidak terlalu
mempermasalahkan hal tersebut, karena bagiku telur yang ditetaskan nantinya
bisa membuat hati senang dan tentunya keuntungan.
Namun sayang, untuk telur pertama kali ini tidak bisa
menetas, entah mengapa. Sudah ditunggu sampai sebulan lebih, namun telur belum
menetas juga. Akhirnya banyak saran dari teman untuk mengambil telur tersebut.
Dan benar, ketika telur aku ambil ternyata embrio mati di dalamnya. Ada juga
telur yang kemlekeren(bahasa Jawanya).
Proses bertelur ke-2
Lalu sepasang lutino tersebut selama seminggu aku karantina
di kandang kapsul dan menjemurnya. Setelah itu aku masukan lagi dalam kandang
ternak. Aku menunggu hingga sebulanan, akhirnya LB tersebut bertelur lagi. Dan
alqamdulillah setelah 24 hari mengengram, telur sudah bisa menetas. Ketika aku
buka glodoknya terlihat anaknya 2 ekor kecil-kecil. Imut banget dan aku merasa
senang sekali.
Tapi aku harus kecewa, ketika 3 hari kemudian aku kembali
membuka glodok tersebut, terlihat bangkai piyik LB tergeletak di dalam glodok.
Ternyata piyikan lutino mati, entah karena dibunuh oleh induknya atau indukan
tidak mau meloloh. Atau mungkin terganggu dengan kedatanganku karena membuka
glodok.
Proses bertelur ke-3
Aku melakukan hal yang sama seperti kegagalanku yang dulu.
Yaitu menjemur lutino dan lain sebagainya. Setelah kurang lebih 3 minggu sampai
sebulan lagi menunggu akhirnya lutino bertelur lagi dan bisa menetas lagi
seperti proses yang ke dua.
Namun untuk yang ke tiga ini pula aku juga mengalami
kegagalan. Lagi-lagi indukan tidak mau meloloh anakannnya. Rasa kecewa memang
ada, namun aku niatkan untuk tidak menjul indukan tersebut. Dan optimis bahwa
LB ku itu baru belajar meloloh.
Proses bertelur ke-4
Dan benar, 10 bulan sejak kedatangannya kini telur menetas
lagi. Tepatnya bulan mei 2017, Saat aku buka glodok terlihat hanya ada 1 ekor.
Umur 2 mingguan piyik itu aku loloh sendiri dan hidup sampai sekarang. Piyik
itu sekarang tumbuh menjadi LB yang sehat. Warnanya albino MH.
Walau hanya 1 ekor namun tetap disyukuri. Jika dipikir-pikir
ternyata ternak LB itu harus sabar. Jika tidak sabar mungkin akan frustasi
sendiri. karena dengan menunggu selama 10 bulan, yang dihasilkan hanya seekor
albino.
Namun tidak apa-apa, jika di jual mungkin uangnya akan bisa
menutup biaya pakan indukan selama 10 bulan. Hanya pakannya saja, belum
termasuk modal. He. Akupun berencana untuk tetap memelihara albino tersebut
sampai beranak pinak.
Proses bertelur ke-5
Setelah melakukan hal yang sama merawat indukan LB yang baru
dipisah dari piyikannya, aku melakukan seperti diatas. Yaitu menjemurnya.
Indukan yang baru saja mengerami telur dan meloloh biasanya tubuhnya tidak terawat.
Untuk betina biasanya perutnya ada benjolan daging/lemak.
Dan untuk pejantan biasanya terlihat kurus atau sedikit nyilet. Untuk itu yang
aku lakukan menormalkannya. Saat semua sudah normal aku kembalikan kembali ke kandang
ternak dan aku berikan makanan untuk menunjang produksi dan menambah birahi
seperti vitamin, kangkung, jagung dan kwaci.
Namun sayang, untuk proses ke-5 ini telur berjumlah 4 tidak
ada yang menetas. Hemmm… entah apa yang salah…
Proses bertelur ke-6
Tepatnya sudah setahun aku memelihara lutino sepasang ini. Dalam
proses ini setelah mengerami telur-telurnya yang berjumlah 5 butir, aku melihat
3 ekor cindil bersemayam di dalam glodok. Namun saat itu mungkin aku merasa
lebih berani untuk mengambil piyikan yang baru berumur 7 hari itu.
Terlihat piyik LB belum bisa membuka matanya. 3 ekor piyik
itu adalah 2 ekor MM dan 1 ekor MH.
Untuk warna bulunya belum bisa aku ditebak. Untuk warna matanya sudah terlihat
sekali walaupun mata belum bisa terbuka. Warna matanya amar-samar terlihat dan
menembus kulit mata yang tipis.
Sayangnya saat aku melolohnya sendiri, salah satu LB MM itu
harus mati. Aku juga merasa kasihan karena sifat buru-buru yang aku lakukan
malah mendatangkan kesialan sendiri. Yang hidup sampai sekarang hanya 2 ekor. 1
ekor lutino MM dan 1 ekor lagi lutino MH.
Namun tidak apa-apa. tetap disyukuri
saja. Akupun berencana memelihara anakan lutino ini sampai bisa beranak-pinak.
Foto seperti di bawah ini.
Proses bertelur ke-7
Untuk pengalaman proses ini belum bisa di share karena
indukan sedang meloloh anakannya yang baru berumur kurleb 7 hari.
Tulisan akan di update kembali setelah diambil anakannya
kurleb berumur 2 minggu.