Dewasa ini memelihara burung untuk ditangkarkan menjadi
salah satu hobi yang ramai peminat. Disamping tidak memakai lahan yang luas,
untuk perawatannyapun lebih ringkas jika dibandingkan dengan ternak hewan
lainnya yang lebih besar, seperti sapi, kambing, ayam, bebek dan semacamnya.
Selain itu untuk waktu pembersihan dan untuk memberikan
makanan serta minuman dapat dilakukan pada pagi hari sebelum kerja ataupun pada
malam hari sesusah pulang bekerja. Tidak heran banyak para pekerja/karyawan
yang memiliki usaha sampingan memelihara burung.
Pelajari juga :
Salah satu burung yang banyak ditangkarkan adalah burung
lovebird, selain indah warna burungnya, suara ngekeknya yang panjang bisa
berubah menjadi rejeki tersendiri bagi pemiliknya. Bagaimana tidak, untuk
lovebird yang ngekek lebih dari 30 detik saja, bisa dihargai sampai jutaan
rupiah.
Apalagi untuk burung lovebird yang durasi ngekeknya lebih
dari dua menitan, harganya bisa melonjak sampai puluhan juta rupiah.
Namun tunggu dulu, beternak lovebird tidak semudah yang kita
pikirkan. Bahkan banyak penangkar burung lovebird yang mengalami kegagalan
ketika indukan sudah mampu menghasilkan anakan. Apalagi untuk penangkar pemula,
banyak sekali yang mengalami hal semacam ini. Yaitu saat indukan sudah berhasil
bertelur dan mengengrami telurnya.
Saat telur menetas dan bayi mungil keluar dari cangkangnya,
tiba-tiba indukan berubah menjadi monster yang garang dan memakan semua
anak-anakannya. Hal seperti ini banyak dialami oleh penangkar, apalagi untuk
pemula.
Untuk itu agar kita tidak terjebak dalam hal ini maka cara
yang cerdas dan tepat harus diterapkan agar bayi lovebird yang baru saja keluar
dari cangkangnya bisa terus hidup sampai dewasa. Kira-kira apa saja yang harus
kita lakukan agar bayi lovebird bisa selamat dan bisa hidup sampai dewasa?
Pelajari juga :
Pakai Mengkudu, LB bisa netas 7-8 kali setahun
Anakan Lovebird ini harganya 75 Juta
Pelajari juga :
Pakai Mengkudu, LB bisa netas 7-8 kali setahun
Anakan Lovebird ini harganya 75 Juta
Mari kita pelajari bersama-sama. Inilah 4 penyebab bayi
lovebird dibuang dan dibunuh induknya.
Indukan terlalu birahi
Lovebird adalah salah satu burung yang labil, kondisi tubuh
selalu berubah-ubah tergantung perawatan dan makanan yang dikonsumsinya. Dalam
artian burung paruh bengkok ini bisa disetting sesuai dengan kegunaanya.
Jika indukan dalam masa mengerami telur maupun meloloh
anakan, maka yang kita inginkan adalah indukan bisa fokus untuk mengeram atau
meloloh anakan. Maka yang harus kita lakukan adalah menurunkan birahinya.
Kondisi ini dilakukan agar sepasang
indukan tidak melakukan hubungan suami istri atau kawin. He.
Jika indukan terlalu birahi dan melakukan perkawinan maka
akan bisa berakibat hal yang buruk. Anak yang sedang dilolohnya akan dibuang
atau dibunuh karena dirasa akan mengganggu.
Yang biasa dilakukan untuk menurunkan birahi saat indukan
meloloh anakan adalah mengurangi makanan yang bisa meningkatkan birahi. Makanan
yang biasa diberikan saat indukan meloloh adalah milet putih. Untuk pemberian
canary seed sedikit saja, atau tidak usah sama sekali.
Untuk pemberian jagung dipilihkan jagung yang masih muda,
biasayan berwarna keputihan. Sebagai pengalaman, aku pernah memberikan jagung
manis. Namun beberapa saat diberikan banyak semut yang mengeroyoknya. Takut
mengganggu bayi lovebird maka pemberian jagung manis dihentikan dan aku ganti
dengan jagung biasa.
Begitu juga dengan kangkung, karena sayuran ini dianggap
bisa meningkatkan birahi maka untuk pemberiannya sedikit saja. Jika perlu tidak
diberikan dulu, karena jika banyak mengonsumsi kangkung dikawatirkan indukan
akan mengalami peningkatan birahi dan melakukan perkawinan.
Indukan Paranoid
Pengalaman yang seperti ini juga
banyak dialami oleh sobat ngekek lainnya. Dimana jika anakan sudah menetas dari
cangkangnya, maka indukan merasa ketakutan akan kehadiran anakan. Karena merasa terancam, sehingga indukan akan
membunuh anak-anaknya sendiri.
Sharing pengalaman, dulu indukan
lutino-ku juga mengalami hal yang semacam ini. Dua kali bertelur dan mengerami
telurnya, sampai pada anakanya menetas. Ketika menetas inilah anakan yang sudah
terlahir, beberapa jam kemudian mati karena kelakuan induknya.
Namun untuk tetasan yang ketiga
kali, syukur lovebird lutino-ku tidak melakukan hal yang sama ketika tetasan
pertama dan kedua. Kini setiap telur menetas, indukannya selalu bisa meloloh
anak-anaknya sampai dewasa.
Dari pengalaman ini aku
menyimpulkan bahwa ketika indukan tidak mau meloloh berarti bisa dikatakan
indukan kurang bisa melakukan proses meloloh. Dan ketidakbisaan ini bisa pula
menjadi pengalaman bagi indukan itu sendiri. Maka kebanyakan di tetasan yang
ketiga atau keempat, banyak indukan yang sudah bisa meloloh anak-anaknya.
Namun untuk mengatasi masalah
ini, banyak dari para penangkar yang meloloh sendiri anakanya jika sudah tahu
bahwa indukan tidak pandai meloloh.
Indukan stress
Banyak hal yang membuat indukan
lovebird menjadi stress, begitu pula saat meloloh anakannya. Dari banyak
pengalaman, jika lovebird sedang meloloh maka jangan sering-sering membuka
glodok. Hal yang seperti ini bisa memicu kemarahan indukan lovebird.
Kita yang sedang menonton indukan
meloloh anakannya dengan membuka glodok dianggap ancaman bagi indukan. Indukan
yang seperti ini bisa dikatakan indukan yang super sensitive. Maka kejiwaan
indukan tidak stabil dan bisa menimbulkan stress yang bisa berakibat kematian
pada anak-anakanya karena dibunuh indukan.
Untuk mengantisipasi hal ini,
kita bisa membuka pada saat malam hari. Untuk membukanya diusahakan jangan
terlalu berisik. Dengan menggunakana senter, pelan-pelan kita mengintip telur
apakan sudah menetas atau belum. Jika sudah tutup kembali glodok dengan
pelan-pelan juga.
Setelah itu kita tulis tanggal
dan bulannya, atau perkiraan anakan lovebird menetas. Setelah mengetahui bahwa
telur sudah menetas, kita usahakan jangan kembali membuka glodok. Kecuali
setelah 10 sampai 14 hari, dengan tujuan mengambil anakan untuk diloloh
sendiri.
Memang tidak semua indukan
lovebird memiliki sifat yang demikian. Ada juga indukan lovebird yang gampang.
Dalam artian saat meloloh anakannya, sang pemilik mengambil anakan lalu
dikembalikan ke glodok lagi. Toh indukan tidak membunuh anaknya.
Kekurangan makanan
hal ini juga bisa memicu hal yang
tidak diinginkan. Karena jika indukan kekurangan makanan maka apapun yang ada
dihadapannya bisa berubah menjadi menu makanan yang lezat. Tidak terkecuali
dengan telur maupun anak-anaknya.
Maka untuk menghindari semua ini,
selalu pantau dan periksa makanan atau minuman ditempat masing-masing. Jangan
sampai hanya gara-gara kehabisan makanan atau minuman, bayi lovebird menjadi
gantinya.
Dengan mengetahui penyebab mengapa bayi lovebird dibuang dan
dibunuh induknya, diharapkan bisa meminimalisir kesalahan-kesalahan yang kita
lakukan. Dengan melakukan hal yang tepat maka hasilnya pun juga akan sesuai
dengan keinginan kita.
Mungkin bukan hanya 4 saja yang menjadi penyebab bayi
lovebird dibuang dan dibunuh induknya. Jika sobat ngekek punya pengalaman
mengenai hal ini, bisa juga berkomentar di kolom bawah. Atau bisa juga share
melalui FB diberbagai forum komunitas burung lovebird. Agar sobat ngekek
lainnya ketularan ilmunya.
Semoga penangkaran atau breeding sobat ngekek semua selalu
berlimpah kesuksesan. Amin. Salam ngekek mania… ekekekekekekkk….